Konseling kelompok pendekatan Adlerian adalah layanan bimbingan dan konseling kelompok yang menggunakan pendekatan teori Adler dalam proses konseling kelompok.
Tujuan dari konseling Adler adalah untuk membentuk manusia dewasa yang utuh dan sehat secara pribadi dan sosial (Well-Functioning). Manusia dewasa yang sehat dikonseptualisasikan sebagai individu yang mempelihatkan kemandirian baik secara fisik maupun emosi, produktif, dan mampu menjalin kerja sama dengan orang lain baik untuk mencapai tujuan pribadi maupun tujuan sosial.
Manfaat dari konseling kelompok Adlerian adalah dapat meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial pasien.
Prinsip-prinsip yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi (Alwisol, 2005 : 106-109; Boeree, 2005:171-172) adalah sebagai berikut :
a. Terapis hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.
b. Terapis hendaknya secara perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah pemahaman akan gaya hidup pasien yang sebenarnya dan hal ini dilakukan bukan dengan paksaan.
c. Terapis harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran sosial dan memberi kekuatan padanya untuk menjalani kehidupan sosial.
Teknik-teknik yang digunakan oleh adler dalam memberikan terapi adalah sebagai berikut:
a. Menggali masa lalu (early recollection)
Adler berpendapat bahwa ingatan masalalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan terhadap pengalaman masalalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab gangguan jiwa dengan mempelajari masalalu pasien terutama pada kanak-kanak.
b. Analisis mimpi
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil. Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan (Alwisol, 2005: 109).
Dreikurs dalam Supriatna (2003) menguraikan tahap konseling kelompok pendekatan Adlerian yaitu:
a. Membangun dan memelihara hubungan terapiutik yang tepat.
b. Mengeksplorasi dinamika-dinamika dalam diri individu.
c. Mengkomunikasikan suatu pemahaman diri kepada individu, dan
d. Membuka alternatif-alternatif dan pilihan-pilihan.
Lulu D. Zeal
1 comments:
Bisa minta buku sumbernya dari mana ya?
Posting Komentar